Beberapa Terapi Untuk Disleksia
Salah satu gangguan psikologis yang
dialami oleh beberapa anak baik di Indonesia ataupun bagian negara lain adala
disleksia. Disleksia adalah jenis gangguan belajar. Para psikolog
atau ahli belum tahu persis apa penyebab dari disleksia, selain dari perbedaan
cara kerja otak dari pasien disleksia dalam mengolah informasi. Biarpun seperti
itu beberapa studi terbaru juga berhasil menunjukkan keterkaitan antara kondisi
gangguan mengolah infomasi atau belajar ini dengan peran genetika. Bukan hanya
dihidap oleh anak-anak Jika Anda atau pasangan Anda juga memiliki resiko
disleksia.
Anak-anak pengidap disleksia juga memiliki
masalah pengolahan informasi yang mereka lihat atau pada saat membaca sesuatu.
Pada umumnya, anak pengidap disleksia memiliki masalah menghubungkan suara yang
dihasilkan oleh satu huruf seperti tertukar anatara “B” dan “D”. Dan juga
mempunyai kebingungan seperti mengurutkan urutan huruf untuk membentuk suatu
kata, atau mengartikan suara juga huruf-huruf yang membentuk sebuah kata.
Disleksia pada umumnya dikaitkan dengan masalah kelancaran saat membaca,
selain itu masalah pengolahan informasi ini juga bisa mempengaruhi kemampuan
anak pada saat menulis, mengeja, ataupun berbicara.
Sangat perlu diketahui bahwa disleksia
bukan berarti kecerdasan anak kurang apalagi bodoh, juga bukan tanda
kemalasan, bukan menjadi alasan penglihatan yang buruk. Pengidap diseleksia
masih bisa memahami ide juga gagasan yang kompleks. Mereka hanya memerlukan
tambahan waktu untuk bisa memahami informasi yang sedang ia cerna. Selain itu
mereka juga mungkin membutuhkan cara yang berbeda dari orang biasa untuk
memproses informasi, seperti saat sedang mendengarkan buku dan audio daripada
membaca paragraf demi paragraf.
Hal yang sangat penting lainnya untuk
diingat bahwa disleksia merupakan kondisi seumur hidup. Anak perlu
perjuangan dalam membaca juga mencerna isu-isu lainnya, hal ini dapat
menyebabkan frustrasi dan perasaan rendah diri. Namun, hal ini bukan berarti
akan menghalangi si kecil untuk bisa bahagia dan sukses di dalam hidupnya.
Latihan multisensorik Untuk Membantu Anak Pengidap Disleksia
Latihan multisensorik adalah cara mengajar
yang melibatkan lebih dari satu indra dalam satu waktu. Untuk anak-anak yang
memiliki kesulitan membaca, bisa jadi akan terasa sulit untuk memperhatikan
semua secara detail dalam kosakatan baru, palagi jika kata tersebut memiliki
ejaan yang tidak biasa. Dengan memanfaatkan penglihatan, pendengaran, gerakan
serta sentuhan, teknik ini bisa sangat membantu proses belajarnya.
- Ajarkan secara
mendetail, dengan menunjukan satu kata secara lantang
- Menulis di
udara juga mampu memperkuta hubungn antara sara dan setiap hurug f melalui
otot dan ajarkan anda menfggunakan jari jarinya.
- Baca, Susun,
Tulis dengan sebuah karton, kemudian sediakan spidol dan balok huruf
warna-warni. Lalau tuliskan kosa kata yang ingin Anda latih di kolom Baca
dan minta anak Anda untuk melihat huruf-huruf pembentuk kata tersebut.
Kemudian anak akan menyusun kata tersebut di kolom susun menggunakan balok
huruf. Terakhir, minta ia untuk coba menuliskan kata tersebut di kolom
Tulis sambil membacakannya dengan lantang.
- Cara lain
adalah memakai bantuan gambar karena ada beberapa anak yang lebih mudah
menghubungkannya dengan suatu gambar. Tuliskan kata yang ingin dilatih
pada kedua sisi kertas, misalnya kata “dua”. Pada satu sisi, Anda bersama
si kecul bisa menggambar langsung pada kata tersebut.
- Mencoba
membaca dan mendengarkan. Dalam kegiatan ini Anda dan anak akan terlibat
bersama-sama sambil memperhatikan kalimat kalimat dalam buku tersebut,
Mereka mampu berinteraksi dengan terk, menggaris bawahi buku tersebut dan
membulatkan kosakata yang panjang dan juga pendek.