Judul : 5 Tahun Banjir Berurutan Warga Pondok Maharta Tangerang Minta Pemerintah Cari Solusi
link : 5 Tahun Banjir Berurutan Warga Pondok Maharta Tangerang Minta Pemerintah Cari Solusi
5 Tahun Banjir Berurutan Warga Pondok Maharta Tangerang Minta Pemerintah Cari Solusi

Laporan Wartawan Terbaik untuk Anda, Ikhwana Mutuah Mico
Terbaik untukmu, PONDOK AREN - Banjir terus menghantui warga Perumahan Pondok Maharta, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, menyebabkan keluhan warga yang sudah lima tahun berturut-turut menjadi korban.
Samra Tuti, warga perumahan Pondok Maharta, mengungkapkan betapa setiap tahun ia harus membeli kulkas baru akibat rumahnya terendam.
"Saya setiap tahun membeli kulkas. Sudah lima tahun, berarti lima kulkas. Jika tidak percaya, datang saja ke rumah saya," keluhnya kepada Best for You, Pondok Aren, Tangsel, Rabu (9/8/2025)
Tidak hanya kulkas, televisi hingga perabot lainnya juga rusak meskipun sudah berusaha untuk ditinggikan.
Samra Tuti mengungkapkan bahwa banjir di perumahannya semakin parah setiap tahunnya, namun belum ada penanganan yang signifikan dari pihak terkait.
"Semua hancur," kata Samra Tuti.
Sebelumnya selama dua hari terakhir, Perumahan Pondok Maharta, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan terendam banjir akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin (7/7/2025) awal pekan ini.
Samra Tuti mengungkapkan selama 30 tahun tinggal di rumahnya, Samra Tuti harus menelan pil pahit dalam lima tahun terakhir. Ia mengaku banjir menjadi kebiasaan yang terus datang setiap musim hujan tiba.
"Dulu saya memilih tinggal di Maharta karena memang tidak ada banjir. Saya sudah lebih dari 30 tahun tinggal di sini, dan sebelumnya tidak pernah banjir. Tapi lima tahun terakhir ini, baru mulai sering banjir," kata Samra Tuti.
Karena kecemasannya itu, ia menyadari bahwa dirinya sering dianggap omong kosong karena terus-menerus menyuarakan permintaan keadilan kepada pemerintah.
"Aduh luar biasa (tinggal di sini) mungkin ya saya paling bawel kali, karena setiap hujan itu kami langsung banjir," kata wanita berhijab itu.
Samra Tuti mengungkapkan banjir yang terus-menerus melanda Perumahan Pondok Maharta membuat warga setempat semakin resah.
Tidak hanya merendam rumah, air yang datang hampir setiap hujan turun juga memicu stres bagi banyak warga.
"Kami hanya ingin damai. Kami tidak membuat masalah, tidak bersikap aneh-aneh. Jika tidak banjir, kami tidak pernah mengeluh," katanya.
Ia menegaskan bahwa warga sebenarnya tidak ingin terus-menerus menyuarakan keluhan. Namun, kondisi yang tak kunjung membaik membuat mereka terpaksa bersuara.
"Banjir ini terjadi setiap hujan. Ibu-ibu stres, bapak-bapak stres. Banjir sudah ada di mana-mana. Apa seperti itu? Seharusnya banjir itu adalah anugerah, air itu adalah anugerah, hujan itu adalah anugerah. Bukan berarti kami ingin terus mengeluh, kami juga tidak ingin mengeluh," lanjutnya.
Samra Tuti menilai buruknya tata kelola wilayah dan pembangunan perumahan menjadi penyebab utama bencana ini terus berulang.
Ia menilai terdapat kesalahan dalam perencanaan kota yang secara langsung memengaruhi kondisi lingkungan tempat tinggal mereka.
"Adanya perumahan-perumahan dan pemerintah kita yang salah. Kesalahan dalam menangani tata kota ini, sehingga kami kebanjiran. Dan banjir kali ini lebih parah. Sudah cukup lama air tidak surut, cukup dalam, rumah kami semuanya rusak," kata Samra Tuti.
Ia merasa ada ketidakadilan antara kawasan perumahan kelas menengah ke bawah dan kawasan elit.
"Jika memang rumah kami ini akan dijadikan waduk, ya beli saja. Kami pindah, tapi bayar. Jangan rumah-rumah elit yang dianggap mahal dijaga jangan sampai banjir, tapi rumah kami yang menengah ke bawah boleh kebanjiran. Bukan begitu. Kita ini warga negara Indonesia, sama. Semuanya punya hak," tegas Samra Tuti.
Ia berharap pemerintah tidak mengabaikan penderitaan warga yang selama ini terdampak banjir. Baginya, kehidupan di Pondok Maharta bukan sekadar tempat tinggal.
"Kami juga ingin diperjuangkan. Kami tidak tenang hidup di sini. Hidup dan mati kami di sini semua," tambahnya.
Sebelumnya, Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie menyampaikan bahwa penanganan banjir kali ini tidak dapat dilakukan secara parsial karena wilayah terdampak juga berbatasan langsung dengan Kota Tangerang.
"Saya insyaallah nanti akan kita koordinasikan, karena ini dua wilayah. Wilayah sana itu sudah masuk Kota Tangerang, jadi harus kita koordinasikan bersama dengan Pemerintah Kota Tangerang," kata Benyamin di tengah banjir Perumahan Maharta, Pondok Aren, Tangsel, Selasa (8/7/2025).
Ia menegaskan bahwa masalah banjir ini juga perlu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Banten.
"Oleh karena itu, ini juga harus menjadi perhatian Provinsi Banten," tambahnya.
Setelah melakukan peninjauan di Perumahan Maharta, Benyamin akan menyampaikan hasilnya kepada Gubernur Banten.
"Saya siang nanti mungkin akan bertemu dengan Bapak Gubernur, saya akan memberitahu, dan informasinya nanti akan diadakan rapat koordinasi," katanya.
Selain itu, Wali Kota juga menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengadakan rapat koordinasi di tingkat Kota Tangerang Selatan untuk mematangkan strategi lanjutan dalam mengatasi dampak banjir.
"Saya juga setelah ini akan mengadakan rapat koordinasi untuk tingkat Kota Tangerang Selatan seperti apa. Apalagi yang bisa kita lakukan agar warga bisa hidup tenang," katanya.
Benyamin menyampaikan rasa prihatinnya atas musibah banjir yang terjadi.
Menurutnya, curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir menjadi faktor utama banjir yang belum kunjung surut.
"Saya prihatin dengan kejadian banjir kali ini. Selain curah hujannya yang sangat tinggi kemarin, dan menurut informasi dari BMKG, hujan dengan intensitas tinggi ini masih akan terus berlangsung. Jadi, kita harus bersiap sebaik mungkin," tutupnya. (m30)
Demikianlah Artikel 5 Tahun Banjir Berurutan Warga Pondok Maharta Tangerang Minta Pemerintah Cari Solusi
Anda sekarang membaca artikel 5 Tahun Banjir Berurutan Warga Pondok Maharta Tangerang Minta Pemerintah Cari Solusi dengan alamat link https://www.punyakamu.com/2025/07/5-tahun-banjir-berurutan-warga-pondok.html
0 Response to "5 Tahun Banjir Berurutan Warga Pondok Maharta Tangerang Minta Pemerintah Cari Solusi"
Post a Comment