Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei?

Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei? - Hallo sahabat Punya Kamu, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel berita, Artikel Berita Keuangan, Artikel Cryptocurrency, Artikel menginvestasikan berita bisnis, Artikel Pasar Keuangan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei?
link : Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei?

Baca juga


Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei?

Terbaik untukmu – Bitcoin kembali mencetak rekor baru. Pada Kamis (11/7), harga aset kripto terbesar dunia itu melonjak melebihi USD 118.000 atau sekitar Rp 1,91 miliar (kurs Rp 16.200 per USD). Lonjakan ini tidak hanya menggemparkan pasar kripto, tetapi juga memicu likuidasi posisi short senilai lebih dari USD 1,11 miliar atau Rp 18,6 triliun dalam waktu 24 jam.

Dikutip dari Berita.bitcoin.com , Kamis (11/7), data dari Coinglass menunjukkan bahwa ini adalah likuidasi short harian terbesar sepanjang 2025, bahkan mengalahkan rekor sebelumnya yang terjadi pada 10 Mei. Total trader yang terlikuidasi mencapai 261.866 orang, dengan nilai total likuidasi—baik short maupun long—mencapai USD 1,24 miliar atau Rp 20,8 triliun.

Kontrak terbesar yang dilikuidasi adalah posisi BTC/USDT di bursa HTX senilai 88,55 juta dolar AS. Bursa Bybit menjadi penyumbang likuidasi terbesar dengan 291 juta dolar AS, 98 persen di antaranya adalah posisi short. Diikuti oleh HTX, Gate, OKX, dan Binance.

Peristiwa ini menggambarkan kekuatan bullish yang luar biasa dari pasar. Tidak hanya Bitcoin, sejumlah koin kripto utama lainnya juga mengalami likuidasi besar pada posisi short: Ethereum (ETH) senilai USD 149 juta, Solana (SOL) USD 14,3 juta, XRP USD 10,9 juta, dan Dogecoin (DOGE) USD 4,7 juta. Mayoritas likuidasi ini menunjukkan bahwa banyak trader yang salah arah dan tidak mengantisipasi lonjakan harga.

Namun, muncul pertanyaan: apakah tren ini bisa bertahan, atau justru mengulangi nasib yang sama seperti bulan Mei lalu ketika harga BTC turun dari USD 111.000 ke USD 98.000?

Dikutip dari Beincrypto , Kamis (11/7), reli kali ini dinilai lebih sehat secara fundamental. Salah satunya karena aliran BTC masuk ke bursa (exchange inflow) turun drastis ke tingkat 3.200 BTC per hari, angka terendah sejak 2015.

Bandingkan dengan Desember 2024, ketika aliran masuk harian mencapai 97.000 BTC saat harga mendekati USD 100.000. Artinya, tekanan jual sangat rendah, dan pemilik Bitcoin cenderung memegang asetnya, bukan melepas ke pasar.

Institusi terus menambah porsi Bitcoin dalam neraca mereka. Salah satu yang terbaru adalah perusahaan media asal Korea Selatan, K Wave Media, yang mengakuisisi 88 BTC dalam rencana alokasi treasury senilai USD 1 miliar. Para analis seperti Alexander Zahnd dari Ziliqa menilai, permintaan institusional masih kuat dan arus masuk ke ETF tetap stabil.

Dari sisi teknis, metrik IOMAP dari IntoTheBlock mencatat bahwa terdapat lebih dari 645.000 alamat dompet yang membeli Bitcoin di kisaran harga USD 108.795–110.624. Sebanyak 476.000 BTC disimpan di zona ini, menjadikannya dinding dukungan besar bagi harga saat ini. Berbeda dengan crash bulan Mei lalu, kali ini posisi pembeli jangka pendek masih untung, yang memperkuat psikologis pasar.

Namun, tidak semua indikator mendukung skenario bullish total. Indikator RSI (Relative Strength Index) menunjukkan adanya bearish divergence, di mana harga menciptakan higher high, tetapi RSI justru turun. Meskipun demikian, RSI masih berada di bawah level jenuh beli (masih di bawah 72), sehingga potensi koreksi besar belum terlalu mengkhawatirkan.

Untuk memetakan potensi pergerakan berikutnya, analis menggunakan level Fibonacci. Jika dihitung dari titik terendah USD 74.543 ke puncak USD 111.980, dengan retracement ke USD 98.000, maka level Fibonacci 0,618 berada di USD 121.274, dan 1,0 di USD 135.576. Jika harga berhasil melewati USD 118.000 dengan volume besar, maka target jangka menengah berikutnya adalah USD 121.000–135.000 atau sekitar Rp 2,03–2,28 miliar.

Namun, jika harga kembali turun di bawah zona support kuat USD 109.632 (Rp 1,84 miliar), reli ini bisa berbalik menjadi koreksi tajam, seperti yang terjadi dua bulan lalu.



Demikianlah Artikel Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei?

Sekianlah artikel Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei? dengan alamat link https://www.punyakamu.com/2025/07/bitcoin-pecahkan-rekor-lagi-tembus-118.html

0 Response to "Bitcoin Pecahkan Rekor Lagi, Tembus 118 Ribu Dolar AS Tapi Apakah Akan Terjadi Crash Seperti Mei?"

Post a Comment