Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga - Hallo sahabat Punya Kamu, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Keuangan, Artikel Hubungan Keluarga dan Dinamika, Artikel masalah sosial, Artikel masyarakat, Artikel uang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga
link : Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

Baca juga


Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

Dalam berumah tangga, sudah tentu akan menghadapi berbagai masalah, mulai dari masalah kepribadian, kebiasaan, dan keuangan. Untuk masalah kebiasaan atau kepribadian memang bukan menjadi sesuatu yang aneh. Setiap manusia memiliki otak, pemikiran sendiri-sendiri yang dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan di mana dia dibesarkan. Kepribadian dan kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil bisa memengaruhi bagaimana dia bersikap ketika dihadapkan dengan masalah keuangan.

Sebagai contoh, jika sejak kecil seseorang diajari dan diajak untuk hidup sederhana, maka nanti di masa depan orang tersebut tidak akan menilai segala sesuatu berdasarkan banyaknya uang. Uang memang sangat penting untuk melanjutkan hidup, tetapi bukan berarti uang harus dianggap sebagai sesuatu yang sakral, hingga lupa pada kodratnya sebagai manusia yang nasibnya bisa berubah kapan saja karena hidup itu seperti roda yang terus berputar.

Dalam keluarga yang baru saja memulai perjalanan hidup bersama, pasti akan menghadapi masalah-masalah tersebut. Tidak masalah, karena pada prinsipnya manusia harus terus belajar. Terlebih lagi di lingkungan keluarga yang baru. Adaptasi dan mencari jalan tengah ketika menghadapi masalah akan selalu ada.

Sejak menikah, pada tahun 2008 lalu, keluarga kecil kami juga menghadapi masalah keuangan. Apalagi, saat itu saya dan suami sama-sama masih bekerja sebagai guru dan tenaga pendidik non ASN, di mana honor yang diterima jauh di bawah standar UMR. Saat itu saya mengajar di dua instansi sekolah, selain untuk menerapkan ilmu agar tidak hilang, juga untuk mendapatkan penghasilan. Saya kira hal itu sangat wajar bagi seseorang yang memutuskan untuk bekerja.

Hidup yang memprihatinkan dan harus mampu menyisihkan uang untuk berbagai kebutuhan keluarga serta bersosialisasi di lingkungan masyarakat, termasuk menyisihkan uang atau menabung. Lumayan pusing juga ketika harus menyisihkan uang tetapi menerima banyak undangan hajatan. Alhamdulillah, dengan segala keterbatasan, bersosialisasi dengan keuangan yang minim tetap bisa terlaksana. Padahal jika dipikir secara rasional, dengan honor yang jauh dari UMR, rasanya tidak mungkin.

Pengelolaan uang, terutama oleh seorang istri, memang rumit. Ketika uang sudah sangat sedikit atau menipis, dia harus berpikir keras agar bisa cukup untuk kebutuhan harian. Tentu saja, harus ada komunikasi yang baik dengan suami, agar suami juga tahu dan memahami bahwa kondisi keuangan keluarga sangat bergantung pada harga barang atau jasa sesuai gaya hidup. Jangan sampai terjadi, istri sudah mengurangi keinginannya akan barang atau jasa, malah suami tidak peduli dan boros. Begitu juga sebaliknya.

Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan keluarga memang sangat penting. Ketika kebutuhan semakin banyak karena hadirnya buah hati, kemudian buah hati sudah bersekolah, maka kebutuhan akan lebih kompleks. Tak jarang, keluarga memutuskan untuk berhutang. Besarannya sendiri tergantung pada keluarga tersebut. Nah, ketika memutuskan untuk berhutang, benar-benar harus dipikirkan secara masak, karena hutang salah satu pihak, akan memengaruhi keuangan keluarga.

Jika terpaksa berhutang, terlebih lagi bagi pasangan suami istri yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), pasti tidak asing dengan istilah "menyekolahkan SK" di bank. Jika demikian kasusnya, sebaiknya hanya satu orang saja yang SK-nya disekolahkan, karena ketika mengajukan pinjaman, pasti ada pembicaraan dengan bendahara yang menangani gaji dan tanda tangan pasangannya. Jadi, saat ada pembayaran cicilan setiap bulan, masih ada gaji utuh dari pihak yang lain. Dengan demikian, kebutuhan rumah tangga tetap berjalan stabil.

Dengan komunikasi yang baik mengenai keuangan keluarga, maka iklim rumah tangga akan lebih nyaman. Keluarga tetap terjamin dalam kesehariannya, di tengah-tengah kesibukan di lingkungan tempat kerja maupun bermasyarakat.

___

Branjang, 10 Juli 2025



Demikianlah Artikel Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

Sekianlah artikel Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga dengan alamat link https://www.punyakamu.com/2025/07/komunikasi-dalam-pengelolaan-keuangan.html

0 Response to "Komunikasi dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga"

Post a Comment